Mengenal Saluran Pencernaan


Penilaian fungsi saluran pencernaan sangatlah penting sebelum kita memulai proses asuhan gizi. 

Fungsi saluran pencernaan diantaranya:

  1. Mencerna zat-zat gizi makro seperti protein, karbohidrat, dan lemak dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
  2. Menyerap cairan, serta zat-zat gizi makro seperti vitamin dan mineral.
  3. Memberikan perlindungan fisik dan imun bagi tubuh terhadap zat-zat asing dan berbahaya yang masuk melalui makanan yang kita konsumsi atau yang terbentuk selama proses pencernaan.
  4. Menyediakan sinyal regulasi dan biokimia ke sistem saraf, yang seringkali melibatkan mikrobiota yang ada di usus melalui sistem gut-brain axis yaitu koneksi antara sistem pencernaan dan otak. 
Saluran pencernaan merupakan salah satu organ terbesar yang ada di tubuh kita, luas permukaannya besar, dengan jumlah sel-sel imun terbanyak. Saluran pencernaan manusia panjangnya sekitar 9 meter, mulai dari mulut hingga anus, dan termasuk di dalamnya yaitu orofaring (tenggorokan), esofagus (kerongkongan), lambung, hati dan kantung empedu, pankreas, serta usus halus dan usus besar. Saluran pencernaan ini dilapisi oleh membran mukosa, yang tersusun dalam pola lipatan, lubang-lubang, dan berbentuk seperti jari yang disebut vili. Vili dilapisi oleh sel-sel epitel dan silinder memanjang yang disebut mikrovili. Dengan stuktur yang berlipat-lipat ini, luas permukaan saluran pencernaan menjadi lebih lebar dari yang kita bayangkan.

Kesehatan tubuh kita bergantung terhadap kesehatan fungsi saluran pencernaan. Sekitar 45% energi yang dibutuhkan oleh usus halus dan 70% energi yang dibutuhkan oleh sel-sel yang melapisi kolon disediakan oleh zat-zat gizi yang melewati lumen usus halus. Setelah beberapa hari saja seseorang tidak makan atau makan namun melalui saluran pembuluh darah (tidak melalui saluran pencernaan), maka saluran pencernaan akan mengalami atrofi (mengecilnya area permukaan dan penurunan fungsi sekresi, sintesis, aliran darah, serta kapasitas penyerapan). Fungsi saluran pencernaan yang optimal lebih dapat diperoleh dari konsumsi makanan yang konstan dan teratur dibandingkan dengan mengonsumsi makanan dalam jumlah besar namun diikuti dengan durasi puasa yang berkepanjangan. 

Komentar